Simak cara menghitung muatan kapal kargo yang wajib diketahui oleh pelaku jasa angkut barang. Pelajari rumus dan alat yang digunakan.
—
Cara menghitung muatan kapal kargo adalah salah satu hal yang penting dalam dunia pelayaran. Muatan kapal kargo adalah jumlah barang atau bahan yang dapat diangkut oleh kapal tanpa melampaui batas keselamatan. Jika muatan kapal kargo terlalu banyak atau terlalu sedikit, maka dapat menimbulkan risiko bagi kapal, awak, dan barang itu sendiri.
Oleh karena itu, pelaku jasa angkut barang harus mengetahui cara menghitung muatan kapal kargo dengan benar dan akurat. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan beberapa cara untuk menghitung muatan kapal kargo, tergantung pada jenis kapal dan muatannya.
Pengertian Kapal Kargo
Kapal kargo adalah jenis kapal yang digunakan untuk mengirimkan berbagai macam barang dalam jumlah besar melalui laut. Barang-barang yang dikirim bisa berupa bahan mentah, barang jadi, atau barang berat.
Kapal kargo merupakan salah satu sarana transportasi yang penting dalam perdagangan internasional, karena dapat menghubungkan berbagai negara di dunia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “kargo” berasal dari bahasa Inggris “cargo”, yang berarti muatan barang yang diangkut oleh kapal, pesawat, atau kendaraan lainnya. Oleh karena itu, kapal kargo juga sering disebut sebagai kapal muatan atau kapal barang.
Setiap hari, ada ribuan kapal kargo yang berlayar di samudera untuk mengantarkan barang-barang dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Kapal kargo memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda-beda, tergantung pada jenis dan jumlah barang yang diangkut. Beberapa contoh kapal kargo adalah kapal kontainer, kapal tanker, kapal curah, dan kapal ro-ro.
Jenis Kapal Kargo
Ada banyak jenis kapal kargo yang digunakan untuk mengirimkan barang-barang dengan karakteristik yang beragam. Berdasarkan sumber dari tassgroup.com, inilah beberapa macam kapal kargo yang sering ditemukan di bidang jasa pengiriman barang:
- Container Cargo
Jenis kapal kargo ini menggunakan kontainer sebagai wadah untuk menyimpan barang-barang yang akan dikirim. Kontainer adalah peti besar yang dapat dipindahkan dari satu moda transportasi ke moda transportasi lainnya dengan mudah. Kontainer juga biasa disebut istilah peti kemas. Umumnya, peti kemas memiliki ukuran 20, 40, dan 45 feet serta terdiri dari berbagai jenis kontainer.
Barang-barang yang biasanya dikirim dengan kontainer adalah barang-barang seperti elektronik, pakaian, mainan, dan sejenisnya. Untuk memuat dan membongkar muatan kontainer, biasanya dibutuhkan alat khusus seperti container crane, harbour mobile crane, gantry luffing crane dan lainnya.
2. Liquid Bulk
Jenis kapal kargo ini mengirimkan barang-barang yang berbentuk cair dan dalam jumlah besar. Contoh barang-barang yang dikirim dengan kapal kargo jenis ini adalah bahan bakar dan cairan lainnya seperti minyak mentah, minyak sayur, minuman beralkohol, bensin, hingga minuman yang belum diproses.
3. Dry Bulk
Jenis kapal kargo ini mengirimkan barang-barang yang berbentuk padat dan dalam jumlah besar. Contoh barang-barang yang dikirim dengan kapal kargo jenis ini adalah bahan-bahan untuk konstruksi seperti pasir dan semen, serta bahan-bahan lainnya seperti biji-bijian, bijih besi, batu bara, garam, gula, dan sebagainya. Barang-barang ini biasanya diangkut tanpa penutup di bagian atas.
4. Breakbulk
Jenis kapal kargo ini mengirimkan barang-barang yang tidak dapat dimasukkan ke dalam kontainer atau bak muatan standar. Contoh barang-barang yang dikirim dengan kapal kargo jenis ini adalah kayu, kertas, logam mentah, gulungan baja, dan sebagainya.
5. Livestock
Jenis kapal kargo ini mengirimkan hewan-hewan hidup sebagai muatannya. Hewan-hewan ini biasanya dikirim antara negara untuk keperluan ternak atau hewan peliharaan. Karena mengangkut makhluk hidup, maka kapal kargo jenis ini harus memberikan perawatan yang baik kepada hewan-hewan tersebut selama perjalanan.
6. Ro-ro
Ro-ro adalah singkatan dari roll on/roll off, yang berarti kendaraan dapat masuk dan keluar dari kapal tanpa harus diangkat. Jenis kapal kargo ini mengirimkan kendaraan sebagai muatannya. Contoh kendaraan yang dikirim dengan kapal kargo jenis ini adalah mobil, sepeda motor, van, bus, truk, traktor, bahkan JCB.
7. Refrigerated cargo
Jenis kapal kargo ini menggunakan pendingin udara untuk menjaga suhu muatannya agar tetap dingin. Jenis kapal kargo ini mengirimkan barang-barang yang mudah rusak jika terkena panas atau kelembaban. Contoh barang-barang yang dikirim dengan kapal kargo jenis ini adalah makanan kemasan atau makanan beku seperti daging, ikan, sayuran kering, buah-buahan, dan sebagainya.
Cara Menghitung Muatan Kapal Kargo
Salah satu hal yang penting dalam dunia pelayaran adalah mengetahui kapasitas muatan kapal. Kapasitas muatan kapal adalah jumlah barang atau bahan yang dapat diangkut oleh kapal tanpa melampaui batas keselamatan. Kapasitas muatan kapal dapat dihitung dengan beberapa cara, tergantung pada jenis kapal dan muatannya.
Cara pertama adalah dengan menggunakan rumus sederhana berikut:
Kapasitas muatan kapal = Berat mati kapal – Berat kosong kapal
Berat mati kapal adalah berat maksimum yang dapat ditanggung oleh kapal saat berlayar, termasuk berat badan kapal, mesin, peralatan, awak, bahan bakar, air tawar, muatan, dan sebagainya. Berat mati kapal biasanya tertera pada sertifikat keselamatan kapal.
Berat kosong kapal adalah berat kapal tanpa muatan, termasuk berat badan kapal, mesin, peralatan, awak, bahan bakar, air tawar, dan sebagainya. Berat kosong kapal dapat dihitung dengan cara mengurangi berat mati kapal dengan berat muatan yang ada saat itu.
Cara kedua adalah dengan menggunakan tabel kalibrasi tangki muatan. Cara ini umumnya digunakan di kapal yang mengangkut muatan cair seperti tanker, Self Propeler Oil Barge (SPOB).
Tabel kalibrasi tangki muatan adalah tabel yang menunjukkan hubungan antara tinggi permukaan cairan dalam tangki dengan volume dan berat cairan tersebut. Tabel ini biasanya disediakan oleh pembuat kapal atau lembaga sertifikasi.
Untuk menghitung kapasitas muatan kapal dengan cara ini, kita perlu melakukan langkah-langkah berikut:
1) Mengukur tinggi permukaan cairan dalam setiap tanki muatan dengan menggunakan alat ukur ullage.
2) Mengukur suhu cairan dalam setiap tanki muatan dengan menggunakan termometer.
3) Mengukur massa jenis cairan dalam setiap tanki muatan dengan menggunakan hidrometer.
4) Mencari volume dan berat cairan dalam setiap tanki muatan dengan menggunakan tabel kalibrasi tangki muatan sesuai dengan tinggi permukaan, suhu, dan massa jenis cairan tersebut.
5) Menjumlahkan volume dan berat cairan dalam semua tanki muatan untuk mendapatkan volume dan berat total cairan yang diangkut oleh kapal.
6) Mengurangi volume dan berat total cairan dari volume dan berat mati kapal untuk mendapatkan volume dan berat sisa yang dapat diisi oleh muatan lain.
Cara ketiga adalah dengan menggunakan alat pengukur kemiringan kapal atau klinometer. Klinometer adalah alat yang dapat mengukur sudut kemiringan kapal terhadap garis horisontal. Sudut kemiringan kapal dapat mempengaruhi stabilitas dan keselamatan kapal saat berlayar.
Untuk menghitung kapasitas muatan kapal dengan cara ini, kita perlu melakukan langkah-langkah berikut:
1) Mengukur sudut kemiringan kapal saat kosong dengan menggunakan klinometer.
2) Mengisi muatan ke dalam kapal secara bertahap sambil mengukur sudut kemiringan kapal setelah setiap penambahan muatan.
3) Menghentikan pengisian muatan jika sudut kemiringan kapal mencapai batas maksimum yang ditentukan oleh peraturan keselamatan atau standar industri.
4) Menghitung jumlah muatan yang telah dimasukkan ke dalam kapal dengan cara mengurangi berat mati kapal dengan berat kosong kapal.
Cara keempat adalah Survey Garis Air, atau Draught Survey, merupakan sistem perhitungan muatan kapal yang mengacu pada penunjukan garis air kapal sebelum dan setelah dilakukan kegiatan muatan atau bongkar muatan. Sistem ini mempertimbangkan perubahan berat barang di atas kapal selain muatan yang mungkin terjadi selama operasi muat/bongkar. Garis air merupakan deretan angka yang terpasang di lambung kiri dan kanan bagian depan, tengah, dan belakang kapal. Garis air diukur dari lunas kapal dan digunakan sebagai alat ukur kedalaman tenggelamnya kapal dalam air.
Langkah-langkah pelaksanaan survey garis air pada kapal adalah sebagai berikut:
- Memeriksa dokumen kapal yang digunakan dalam perhitungan survey garis air dan mencari informasi terbaru tentang kondisi kapal.
- Membaca garis air kapal di lambung kiri dan kanan bagian depan (forward), tengah (midship), dan belakang (after).
- Melakukan pengukuran cairan yang berada di atas kapal, seperti air tawar, air ballast, bahan bakar, minyak diesel, minyak pelumas, minyak hidrolik, dan lainnya.
- Mengukur densitas air perairan dan air ballast.
- Perhitungan survey garis air mengacu pada buku-buku dokumentasi yang dibuat saat kapal dibangun, seperti tabel hidrostatik, tabel suara/tangki, dan kurva kapasitas.
Syarat-syarat ideal dalam pelaksanaan survey garis air adalah:
- Kapal tidak terdampar dan dapat mengapung bebas.
- Tali pengikat tidak terlalu kencang sehingga kapal dapat mengapung dengan bebas.
- Kapal tidak miring lebih dari 2 derajat.
- Garis air kapal terbaca dengan jelas.
- Pipa suara/tangki dapat terbaca dengan jelas.
- Tinggi gelombang tidak lebih dari 0,5 meter (informasi dapat dilihat dari laporan perkiraan tinggi gelombang BMKG).
- Trim kapal tidak melebihi batas koreksi trim dalam tabel tangki.
- Data dalam kondisi terkini.
- Alat ukur dalam kondisi baik dan terkalibrasi.
- Tidak ada pergerakan cairan dan peralatan bongkar muat saat survey dilakukan.
- Dengan mematuhi syarat-syarat ini, pelaksanaan survey garis air dapat berjalan dengan akurat dan konsisten.
Demikianlah beberapa cara untuk menghitung muatan kapal kargo yang dapat Anda gunakan. Anda juga dapat menggunakan jasa angkut barang yang profesional dan berpengalaman untuk membantu Anda dalam menghitung muatan kapal kargo.