Melansir Oboloo, estimasi pengiriman adalah saat perusahaan jasa angkut barang memberikan perkiraan kapan produk dikirimkan kepada pelanggan tanpa menyertakan jaminan. Jika produk tidak dikirimkan pada tanggal dan waktu yang telah diperkirakan, maka pelanggan tidak berhak atas pengembalian uang atau kompensasi dalam bentuk apa pun.
Sementara itu, Upperinc memberikan definisi yang lebih singkat dari estimasi pengiriman, yaitu perkiraan waktu dan tanggal dari pesanan yang dikirimkan kepada pelanggan atau tujuan akhirnya.
Dengan kata lain, estimasi pengiriman adalah waktu yang diperlukan sejak barang meninggalkan fasilitas penyimpanan hingga diserahkan kepada penerima yang dituju.
Penyebab pengiriman lama
Faktor utama ketika menentukan durasi pengiriman suatu barang adalah jenis layanan yang dipilih. Jika kita menggunakan jenis layanan yang lebih mahal, umumnya waktu pengiriman akan lebih singkat. Sementara, tentu saja, jenis layanan yang lebih murah umumnya memiliki durasi pengiriman yang lebih lama.
Selain itu, dalam logistik, terdapat beberapa faktor lain yang memengaruhi durasi pengiriman. Mulai dari jarak rute antara asal dan tujuan, kecepatan rata-rata kendaraan, jumlah dan durasi dari berhentinya kendaraan selama perjalanan, kondisi cuaca, waktu yang dibutuhkan untuk mengisi bahan bakar, lalu lintas, jam kerja yang tersedia, serta waktu istirahat pengemudi.
Selain faktor-faktor yang cenderung dapat diperkirakan di atas, ada pula beberapa kondisi darurat yang bisa memengaruhi lamanya waktu pengiriman, yaitu:
1. Informasi kontak penerima yang tidak lengkap atau tidak akurat
Terkadang, beberapa penerima tidak mencantumkan alamatnya dengan lengkap atau akurat. Hal ini jelas akan menyulitkan petugas yang mengirimkan barang.
2. Gangguan keamanan atau keselamatan
Mulai dari demonstrasi, mogok kerja, hingga wabah penyakit seperti Covid-19 merupakan faktor-faktor yang bisa membuat pengiriman tidak bisa sesuai dengan waktu estimasi.
3. Isi paket tidak sesuai
Beberapa pengirim barang terkadang tidak benar-benar jujur terkait barang apa yang dikirimnya. Terutama jika barang-barang yang dikirim termasuk dalam daftar “barang terlarang” seperti baterai dan cairan dalam ukuran di atas ketentuan atau barang ilegal lain, terutama yang dianggap melanggar hukum.
4. Penerima paket tidak ada di rumah
Kurir biasanya hanya datang ke suatu wilayah satu kali dalam satu hari. Ketika penerima barang tidak berada di rumah dan barang tidak mungkin dititipkan, maka kemungkinan besar barang baru akan dikirim ulang pada hari berikutnya.
5. Libur
Beberapa penyedia jasa pengiriman terkadang memiliki kebijakan untuk tidak melakukan pengiriman barang saat hari libur, terutama saat hari-hari besar keagamaan seperti lebaran untuk di Indonesia.
6. Masalah kendaraan
Kendaraan yang mogok dengan berbagai alasan terkadang benar-benar berada di luar kendali pengirim barang, bahkan meski kendaran telah melalui pemeriksaan berkala.
7. Lalu lintas
Kondisi jalanan, meski sekarang bisa dipantau menggunakan teknologi, terkadang masih bisa berubah dalam sekejap. Tidak jarang jalanan harus terhambat karena kemacetan, pengalihan arus, atau bahkan malah tidak bisa dilalui sama sekali, tanpa ada alternatif lain.
Dampak pengiriman yang lama
Sekilas, pengiriman barang yang lebih lama dari estimasi pengiriman yang telah dicantumkan hanya akan merugikan penerima. Padahal, sebenarnya, pihak pengirim juga akan ikut mengalami dampak buruk dari kondisi tersebut, yaitu:
1. Hilangnya pendapatan
Keterlambatan pengiriman dapat berdampak negatif pada pendapatan ritel dalam skala besar. Menurut artikel terbaru dari McKinsey, “Untuk perusahaan, guncangan produksi yang berkepanjangan dapat memangkas pendapatan hingga 30-50% selama satu tahun.”
2. Mengurangi kepercayaan
Sebuah data menunjukkan bahwa, 41% konsumen menyalahkan ritel atas keterlambatan pengiriman. Hal ini akan membuat konsumen enggan membeli di tempat yang sama. Mereka juga bisa saja enggan memilih jasa pengiriman yang sama.
3. Masalah persediaan
Keterlambatan pengiriman dapat membuat pengecer kesulitan untuk menentukan jumlah barang yang harus disiapkan untuk jangka waktu tertentu. Bisa jadi, mereka akan kelebihan barang di suatu waktu, namun malah kekurangan stok barang pada waktu yang lain.
Beda pengiriman reguler dan kargo
Pengiriman reguler dan pengiriman kargo adalah dua jenis pengiriman yang berbeda dalam hal metode pengiriman, waktu pengiriman, dan jenis barang yang dapat dikirim.
1. Metode pengiriman
Pengiriman reguler biasanya dilakukan melalui jasa kurir atau pengiriman pos. Sementara itu, pengiriman kargo biasanya dilakukan melalui truk besar, perusahaan pelayaran atau perusahaan pengiriman kargo.
2. Waktu pengiriman
Pengiriman reguler biasanya membutuhkan waktu yang lebih cepat dibandingkan pengiriman kargo. Paket yang dikirimkan dapat sampai dalam waktu beberapa hari atau seminggu tergantung lokasi tujuan. Sementara itu, pengiriman kargo memerlukan waktu yang lebih lama dan memerlukan waktu untuk pemrosesan.
3. Jenis barang
Pengiriman reguler cocok untuk barang-barang yang kecil dan ringan seperti surat, dokumen, atau barang-barang kecil lainnya. Sementara itu, pengiriman cargo cocok untuk barang-barang besar dan berat seperti sepeda, sepeda motor, mobil, mesin, atau peralatan berat lainnya.
Jadi, melalui berbagai ulasan di atas sudah sepantasnya pihak pengirim maupun penerima barang sama-sama memahami bahwa estimasi pengiriman adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan kualitas sebuah penyedia jasa angkut barang.