Masuk

CFS: Pengertian, Fungsi, dan Beda dengan Penyimpanan Lain

CFS adalah

CFS adalah fasilitas penting dalam pengurusan barang impor dan ekspor. Simak pengertian, fungsi, dan beda dengan fasilitas penyimpanan lain di sini.

—

CFS adalah salah satu konsep penting dalam bisnis logistik B2B yang merupakan singkatan dari Container Freight Station, yaitu gudang khusus untuk konsolidasi dan dekonsolidasi kargo milik berbagai importir atau eksportir. Artikel ini akan membahas tentang pengertian, fungsi, serta perbedaan CFS dengan ICD, CY, dan Bonded Warehouse. 

 

Pengertian CFS

Menurut Navata Road Transport, Container Freight Station (CFS) adalah sebuah stasiun gudang di mana kargo impor dan ekspor dikonsolidasikan dan didekonsolidasikan. CFS memfasilitasi proses logistik yang lancar untuk memindahkan kargo yang termasuk dalam kelompok yang sama bersama-sama.

Sementara menurut Finance Global, CFS adalah stasiun atau gudang di mana sejumlah barang atau produk disimpan untuk dikirim bersama dalam satu atau lebih kontainer. Di CFS, barang biasanya milik sejumlah pelanggan yang berbeda, dan pengiriman sering dilakukan melalui pengiriman LCL.

Terakhir, iContainers  menyebut bahwa CFS pada dasarnya adalah lokasi atau bangunan di mana konsolidasi dan dekonsolidasi barang terjadi. Untuk proses logistik yang lancar, lebih baik memindahkan kargo yang termasuk dalam kelompok yang sama bersama-sama. Oleh karena itu, ini menimbulkan kebutuhan akan stasiun di mana pengelompokan dan konsolidasi ini dapat terjadi.

Dari ketiga definisi di atas, maka secara singkat Container Freight Station (CFS) dapat diartikan sebagai stasiun gudang di mana kargo impor dan ekspor dikonsolidasikan dan didekonsolidasikan untuk memfasilitasi proses logistik yang lancar. Di CFS, barang biasanya milik sejumlah pelanggan yang berbeda dan dikirim melalui pengiriman LCL.

Baca Juga:  Warehouse Staff: Tugas, Syarat Bekerja, dan Gajinya

 

Fungsi dari CFS

CFS memiliki beberapa fungsi penting seperti memuat dan membongkar kontainer, menerima pengiriman, dan menyediakan penyimpanan sementara kontainer kosong. Berikut ini daftar fungsinya yang lebih lengkap:

  1. Memuat dan membongkar kontainer.
  2. Menerima pengiriman (di asal) dan mengirimkannya (di tujuan).
  3. Menimbang berat konsinyasi dan memeriksa kontainer.
  4. Menyediakan penyimpanan sementara kontainer kosong.
  5. Melacak pengiriman dengan memiliki catatan yang lengkap tentang nama importir, eksportir, agen bea cukai, dan pihak lain yang relevan.
  6. Merumuskan rencana muatan kontainer, yaitu dokumen dengan petunjuk rinci tentang cara pengiriman harus dimuat ke kapal.
  7. Konsolidasi dan dekonsolidasi kargo.
  8. Memasukkan, menutup rapat, dan memberikan tanda dan segel tertentu pada kontainer untuk tujuan identifikasi.
  9. Mengatur dan mengatur ulang kontainer kosong dari halaman kontainer.
  10. Mengawasi transportasi kontainer yang terisi ke pelabuhan atau terminal yang sesuai.
  11. Secara teratur memastikan pemeliharaan, perawatan, dan pelayanan tepat waktu dari kontainer.
  12. Mengawasi prosedur kliring bea cukai sambil menjaga kargo hingga diambil.
  13. Menggunakan ruang kosong sebagai fasilitas penyimpanan sementara untuk kargo.
  14. Mencatat jumlah barang yang masuk atau keluar dari stasiun pengiriman kontainer.
  15. Pengangkutan muatan dari CFS ke halaman kontainer.
  16. Mengeluarkan tanda terima dokumen atau pesanan pengiriman.

 

Beda Antara CFS, ICD, CY, dan Bonded Warehouse

CFS, ICD, CY, dan Bonded Warehouse adalah istilah-istilah yang sering digunakan dalam dunia logistik, khususnya dalam aktivitas impor dan ekspor barang. Namun, apakah kamu tahu apa arti dan perbedaan dari istilah-istilah tersebut? Artikel ini akan menjelaskan secara singkat dan jelas mengenai hal tersebut.

  1. ICD (Inland Container Depot)
Baca Juga:  Fleet Management System: Definsi, Fungsi, Serta Tips-tipsnya

ICD adalah fasilitas penanganan dan penyimpanan kontainer yang berlokasi lebih jauh dari terminal atau pelabuhan. Tujuannya adalah untuk memudahkan importir atau eksportir mengurus pengiriman mereka lebih dekat dengan pabrik atau gudang mereka. ICD memiliki kawasan pabean mandiri, seperti pelabuhan atau bandara yang dapat melakukan pemeriksaan barang, penilaian, dan pengolahan dokumen secara independen. Biasanya ICD menangani pengiriman barang dengan status FCL (Full Container Load), yaitu pengiriman barang dalam satu kontainer yang memiliki pengirim dan penerima yang sama.

      2. CY (Container Yard)

CY adalah area khusus untuk menyimpan kontainer dengan muatan yang penuh (FCL) di dalam terminal yang berfungsi untuk menata dan menyelaraskan kontainer untuk dimuat ke kapal dan menyimpan kontainer yang tidak digunakan ke galangan rel atau diberikan kembali kepada importir. CY tidak melakukan konsolidasi atau dekonsolidasi kargo seperti CFS.

      3. Bonded Warehouse

Bonded Warehouse adalah fasilitas yang paling berbeda dengan CFS, ICD, dan CY. Ini merupakan tempat resmi pabean untuk menyimpan barang impor dan ekspor yang pembayaran beanya ditunda. Bonded Warehouse dibuat untuk melindungi pedagang dari masalah cash flow. Mereka memberi importir waktu untuk mendapatkan biaya pembayaran bea atau mencari pembeli barang terkait. Jika importir tidak menemukan pembeli, maka mereka dapat mengekspor barang impor tanpa bayaran bea. Barang dapat disimpan di bonded warehouse tanpa batas waktu. Barang yang disimpan di bonded warehouse sudah melewati prosedur bea cukai.

Baca Juga:  Sortir Barang: Pengertian, Tujuan, dan Cara Melakukannya

 

Melalui artikel di atas, diketahui bahwa CFS adalah salah satu fasilitas yang penting dalam rantai pasokan barang impor atau ekspor. Untuk memanfaatkan CFS dengan optimal, pengusaha perlu memilih jasa angkut barang yang profesional dan terpercaya.

Logistics Solution