Untuk memahami istilah supply chain management yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan manajemen rantai pasok, kita perlu mengetahui terlebih dahulu arti dari supply chain itu sendiri.
Supply chain atau rantai pasok adalah “jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.”
Definisi tersebut disampaikan oleh Hari Sucahyowati dalam Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Gema Maritim (2011).
Dalam penjelasannya, Hari menjelaskan bahwa terdapat tiga hal yang wajib untuk dikelola dalam suatu supply chain, yaitu:
- Arus barang dari awal hingga akhir, misalnya bahan mentah yang diterima dari pemasok ke pabrik, setelah diproses dikirim ke distributor, pengecer, dan akhirnya ke pengguna akhir.
- Aliran uang dan hal-hal serupa yang mengalir dari akhir ke awal.
- Aliran informasi yang bisa terjadi dari awal ke akhir atau sebaliknya.
Tugas supply chain management
Dalam buku Supply Chain Management Edisi 3, tugas utama supply chain management adalah untuk memastikan bahwa semua kebutuhan terpenuhi dan mengeluarkan biaya seminimal mungkin tanpa mengurangi kualitas produksi. Beberapa tujuan dari pekerjaan rantai pasok adalah mengeluarkan biaya minimum dengan menciptakan produk berkualitas maksimum, memenangkan persaingan pasar dengan menyediakan rantai pasokan yang murah, berkualitas, tepat waktu, dan memiliki jenis variasi dengan semaksimal mungkin. Sementara itu, Hari Sucahyowati masih dalam artikel ilmiah berjudul Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) menjelaskan tugas dari SCM ke dalam lima kegiatan utama, yaitu:- Kegiatan merancang produk baru (product development)
- Kegiatan mendapatkan bahan baku (procurement)
- Kegiatan merencanakan produksi dan persediaan (planning and control)
- Kegiatan melakukan produksi (production)
- Kegiatan melakukan pengiriman (distribution)
Manfaat supply chain management
Felix Jebarus dalam Supply Chain Management menjelaskan, secara umum penerapan supply chain management dalam perusahaan akan memberikan manfaat yaitu:- Kepuasan konsumen. Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari aktivitas proses produksi dari setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau pengguna yang dimaksud dalam konteks ini adalah konsumen yang setia dalam jangka waktu panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.
- Meningkatkan pendapatan. Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan terbuang percuma, karena diminati konsumen.
- Penurunan biaya. Jika biaya produksi seminimal mungkin maka memberi kemungkinan bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar. Sehingga alokasi dana harus diperhatikan sedetail mungkin. Dana yang dipakai harus digunakan secara efektif agar tidak menimbulkan biaya produksi yang tinggi.
- Pemanfaatan aset semakin tinggi. Asset terutama faktor manusia akan semakin terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan, maupun keterampilan. Tenaga manusia akan mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan supply chain management.
- Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi pengguna produk, maka laba perusahaan akan meningkat secara otomatis.
Prinsip-prinsip supply chain management
Secara sederhana, prinsip dari supply chain management adalah sinkronisasi serta koordinasi terkait aktivitas aliran barang atau jasa baik dalam satu organisasi maupun antar organisasi. Melansir sampoernauniversity.ac.id, prinsip-prinsip supply chain management dapat dijelaskan dalam enam poin berikut ini:- Menyesuaikan hubungan logistik untuk melayani pelanggan yang berbeda.
- Melakukan segmentasi konsumen berdasarkan kebutuhan masing-masing.
- Mendengar dan mengamati sinyal pasar untuk kemudian menggunakannya sebagai dasar perencanaan kebutuhan agar hasil prediksi konsisten dan alokasi sumber pendanaan dapat optimal.
- Membedakan barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan konsumen dan mempercepat konversi di sepanjang rantai pasokan.
- Mengembangkan teknologi strategis pada manajemen rantai pasok dalam membuat keputusan hierarkis dan memberikan gambaran yang jelas tentang aliran produk.
- Penerapan pengukuran kinerja yang bersifat holistik agar dapat meningkatkan pelayanan kepada konsumen.