Stuffing adalah istilah penting dalam industri logistik. Pelajari lebih lanjut tentang pengertian dan berbagai istilah terkait dalam proses tersebut.
—
Stuffing adalah salah satu istilah yang sering digunakan dalam industri logistik. Bagi orang yang baru mengenal logistik, istilah ini mungkin terdengar asing. Namun, bagi mereka yang terlibat dalam proses pengiriman barang, istilah ini sangat penting.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang pengertian stuffing dan berbagai istilah lain yang terkait dengannya. Mari kita pelajari lebih lanjut tentang dunia logistik melalui pembahasan tentang stuffing.
Pengertian Stuffing
Dalam logistik, stuffing mengacu pada proses memuat barang ke dalam kontainer. Proses ini melibatkan memuat berbagai konsinyasi kecil ke dalam satu kontainer.
Biasanya, pemasok melakukan stuffing untuk FCL (Full Container Load yang berarti pengiriman dengan menggunakan kontainer penuh) di tempat mereka, sedangkan LCL (Less than Container Load yang berarti pengiriman dengan menggunakan sebagian dari kontainer) akan diisi di CFS (Stasiun Pengiriman Kontainer).
Jika memuat barang ke dalam kontainer disebut stuffing maka destuffing adalah kebalikannya. Ini adalah pembongkaran barang dari kontainer. Kata-kata ‘stuffing’ atau ‘destuffing’ sebagian besar digunakan ketika menyangkut kontainer pengiriman.
Namun, mereka juga digunakan ketika barang dimuat atau dibongkar dari moda transportasi lain seperti truk terbuka atau peti besar yang digunakan untuk mengemas dan mengangkut barang.
Bagaimana Proses Stuffing?
Sebelum memulai proses stuffing sebenarnya, sangat penting untuk memastikan bahwa barang bawaan menjalani prosedur pra-stuffing yang diperlukan. Berikut adalah langkah-langkah dasar untuk stuffing kontainer yang sukses:
- Memilih kontainer yang tepat
Sangat penting untuk mempertimbangkan jenis dan bentuk barang bawaan saat memilih kontainer dan kriteria pengiriman serta tidak melebihi batas berat dan ukuran. Pengirim harus mempertimbangkan jenis barang yang ingin dikirim. Misalnya, kargo beku, berbahaya, atau besar memerlukan jenis kontainer yang berbeda.
- Melakukan pemeliharaan kontainer
Kontainer yang sama dapat menempuh ribuan kilometer dengan berbagai alat transportasi. Sangat penting untuk secara teratur memastikan bahwa kontainer dipelihara dengan baik untuk menghindari kerusakan akibat kontaminasi air melalui lubang dan pintu yang rusak.
Saat melakukan stuffing, penanganan kargo harus dimulai dengan merencanakan setiap muatan kontainer agar mudah dibongkar atau “distrup” di tempat tujuan. Berikut adalah beberapa pedoman umum untuk stuffing kontainer:
- Lakukan konsolidasi ketika kargo dikirim untuk lebih dari satu penerima, termasuk memisahkan setiap kargo secara fisik dengan partisi, pembatas, kertas, atau lembaran plastik.
- Kargo yang akan dibongkar atau dibuka pertama kali harus dimasukkan ke dalam kontainer terakhir.
- Tempatkan bukaan forklift di palet atau alas menghadap pintu kontainer, sehingga mereka dapat dengan mudah diangkat oleh forklift saat pembongkaran / pembukaan.
- Berikan jarak angkat di bagian atas (minimal 4 inci) untuk barang yang akan ditangani oleh forklift.
- Hindari menjejalkan atau menjejalkan kargo ke dalam kontainer.
Dokumen dalam Proses Stuffing
Dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam proses stuffing antara lain adalah:
- Manifest
Dalam proses stuffing, manifest adalah dokumen yang berisi informasi rinci tentang kontainer dan isi dari kontainer tersebut.
- Job Order
Dokumen ini menjelaskan perintah kerja yang dikeluarkan oleh subdivisi layanan.
- Delivery Order / DO
DO atau Delivery Order adalah surat mengenai pengiriman barang dari Perusahaan Pengiriman dalam administrasi Stuffing.
Istilah-istilah dalam Proses Stuffing
Termasuk istilah stuffing, ada beberapa istilah lain yang berkaitan dengan proses ini, yaitu:
- Stuffing: Proses memuat barang ke dalam kontainer.
- Destuffing: Proses membongkar barang dari kontainer.
- Stack Dates: Tanggal yang diumumkan oleh pelabuhan berdasarkan ETA (Waktu Kedatangan yang Diharapkan) kapal untuk memuat kontainer ke kapal.
- Prosedur Pra-Stuffing: Langkah-langkah yang harus diambil sebelum memulai proses stuffing sebenarnya.
- Pemeliharaan Kontainer: Memastikan secara berkala bahwa kontainer dipelihara dengan baik untuk menghindari kerusakan.
- Lashing: Mengamankan muatan di atau pada kendaraan transportasi dengan menggunakan tali, kawat, rantai atau tali dll.
- Klaim OS+D: Klaim kelebihan, kekurangan, dan kerusakan.
- Reefer: Kontainer berpendingin.
- Cross Docking: Praktik membongkar bahan dari kendaraan yang masuk dan memuatnya langsung ke kendaraan keluar dengan sedikit atau tanpa penyimpanan di antaranya.
- Â Stasiun Pengangkutan Kontainer (CFS): Fasilitas tempat kargo dikonsolidasikan atau dibongkar dan ditempatkan di antara kaki transportasi.
Melalui artikel di atas, terlihat bahwa stuffing adalah proses yang sangat penting dalam jasa angkut barang. Dengan memahami berbagai istilah terkait, kita dapat memastikan proses pengiriman barang berjalan lancar dan efisien.